Pages

Minggu, 24 Juni 2012

Muhasabbah


Bismillah, Bukankah wanita yg mencintai pria yg belum menjadi haknya dan berujar tidak ada laki-laki lain yg bs dia cintai adalah bentuk kedurhakaan awal pada suaminya kelak? Bentuk pengkhianatan awal untuk cinta yg lebih bertanggungjawab di masa depan kelak? Bentuk kebodohan yg membutakan iman? Bentuk kelemahan hati yg tidak berserah diri?

Bukanlah seorang wanita yg sholeha jika berani berujar bahwa cintanya hanya bisa dia berikan pada seorang laki-laki yg dia cintai padahal Allah belum menghalalkan baginya laki-laki itu.
Bukanlah bentuk sebuah kesetiaan jika diberikan kepada laki-laki yg belum halal baginya.
Karena dalam cinta tak ada kata menunggu bagi dia yang ragu, tak ada kata berserah bagi dia yg lemah,tak ada cinta untuk dia yg tak berani menjawab rasa gundah dg menikah.
Rabb Mu Maha Pencemburu.
Ketika sudah halal bagimu seorang pendamping kemudian dg mencintainya membuatmu lalai mencintaiNya, hal itu saja sudah membuat Rabb mu kecewa,apalagi dg kau beri cinta tak semestinya bagi dia yg belum halal untukmu.
Cinta yg hadir dari sisi Rabbi adalah cinta yg menguatkan, cinta yg mengingatkan, dan cinta yg membawamu pada kebaikan-kebaikan, dan itu hanya terjadi dalam sangkar halal yakni pernikahan yg berawal dari keberanian dari seorang pria dan kerelaan menerima dari sang wanita. Cinta yg ditanam pada tanah sakinah, disiram dg air mawaddah, serta dipupuk dg arrahmah hingga berbuah generasi qurrata ayyun yg shalih shaliha, yg mengantarmu pada keindahan jannah.
Bukanlah cinta jika kau diminta menanti sedang dirinya tak kunjung hadir menjadi sosok yg berani, berani memutuskan bersamamulah dia akan jalani menuju cinta hakiki.
Bukanlah cinta yg penuh dg keimanan jika ada ragu bahwa setelah menikah dia hidup berkekurangan, anak istri akan kelaparan, atau hidup dalam berkesempitan, padahal Allah telah menjamin rezeki setiap hambaNya.
Rabb, Siapa pun yg hadir dg keberanian dan mengetuk pintu yg saya tutup rapat itu, jika dia mencintaiMu dan Engkau mencintaiNya maka izinkanlah saya membukanya dan dg cintaMu mencintainya.
Rabb, Selamatkan iman saya. Jika dengan menikah adalah lebih baik maka mudahkanlah berkahilah serta tunjukilah jalannya.
Rabb, Jagalah hati saya. Jika dg menikah adalah lebih terjaga maka sampaikanlah saya segera pada waktunya,membuka diri untuk mau menuju prosesnya,dan berserah diri padaMu untuk hasilnya.
Rabb, Ampuni dan tolong saya yg ingin terjaga.
-di sepertiga malam, Saat terkadang perih itu saya rasa menggoyahkan iman-
Bogor, 25 Juni 2012.
*seperti punya alur cerita yang sama, teh ai selalu bisa membahasakannya..ini tulisan teh ai yang keren.. semoga Allah selalu sayang teh ai.. :)*

0 komentar:

Posting Komentar

Minggu, 24 Juni 2012

Muhasabbah

Diposting oleh Vivin Uswatun Hasanah di 19.16

Bismillah, Bukankah wanita yg mencintai pria yg belum menjadi haknya dan berujar tidak ada laki-laki lain yg bs dia cintai adalah bentuk kedurhakaan awal pada suaminya kelak? Bentuk pengkhianatan awal untuk cinta yg lebih bertanggungjawab di masa depan kelak? Bentuk kebodohan yg membutakan iman? Bentuk kelemahan hati yg tidak berserah diri?

Bukanlah seorang wanita yg sholeha jika berani berujar bahwa cintanya hanya bisa dia berikan pada seorang laki-laki yg dia cintai padahal Allah belum menghalalkan baginya laki-laki itu.
Bukanlah bentuk sebuah kesetiaan jika diberikan kepada laki-laki yg belum halal baginya.
Karena dalam cinta tak ada kata menunggu bagi dia yang ragu, tak ada kata berserah bagi dia yg lemah,tak ada cinta untuk dia yg tak berani menjawab rasa gundah dg menikah.
Rabb Mu Maha Pencemburu.
Ketika sudah halal bagimu seorang pendamping kemudian dg mencintainya membuatmu lalai mencintaiNya, hal itu saja sudah membuat Rabb mu kecewa,apalagi dg kau beri cinta tak semestinya bagi dia yg belum halal untukmu.
Cinta yg hadir dari sisi Rabbi adalah cinta yg menguatkan, cinta yg mengingatkan, dan cinta yg membawamu pada kebaikan-kebaikan, dan itu hanya terjadi dalam sangkar halal yakni pernikahan yg berawal dari keberanian dari seorang pria dan kerelaan menerima dari sang wanita. Cinta yg ditanam pada tanah sakinah, disiram dg air mawaddah, serta dipupuk dg arrahmah hingga berbuah generasi qurrata ayyun yg shalih shaliha, yg mengantarmu pada keindahan jannah.
Bukanlah cinta jika kau diminta menanti sedang dirinya tak kunjung hadir menjadi sosok yg berani, berani memutuskan bersamamulah dia akan jalani menuju cinta hakiki.
Bukanlah cinta yg penuh dg keimanan jika ada ragu bahwa setelah menikah dia hidup berkekurangan, anak istri akan kelaparan, atau hidup dalam berkesempitan, padahal Allah telah menjamin rezeki setiap hambaNya.
Rabb, Siapa pun yg hadir dg keberanian dan mengetuk pintu yg saya tutup rapat itu, jika dia mencintaiMu dan Engkau mencintaiNya maka izinkanlah saya membukanya dan dg cintaMu mencintainya.
Rabb, Selamatkan iman saya. Jika dengan menikah adalah lebih baik maka mudahkanlah berkahilah serta tunjukilah jalannya.
Rabb, Jagalah hati saya. Jika dg menikah adalah lebih terjaga maka sampaikanlah saya segera pada waktunya,membuka diri untuk mau menuju prosesnya,dan berserah diri padaMu untuk hasilnya.
Rabb, Ampuni dan tolong saya yg ingin terjaga.
-di sepertiga malam, Saat terkadang perih itu saya rasa menggoyahkan iman-
Bogor, 25 Juni 2012.
*seperti punya alur cerita yang sama, teh ai selalu bisa membahasakannya..ini tulisan teh ai yang keren.. semoga Allah selalu sayang teh ai.. :)*

0 komentar on "Muhasabbah"

Posting Komentar